Minggu, 26 Mei 2013 1 komentar

PELAKSANAAN UKS DAN PEMBINAAN DOKTER KECIL DI SEKOLAH

  • PELAKSANAAN UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH) DI SEKOLAH DAN PEMBINAAN DOKTER KACIL DI SEKOLAH
  • 2. Pendahuluan Salah satu upaya yg strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah upaya pendidikan dan kesehatan  dan upaya ini paling tepat dilakukan melalui institusi pendidikan Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi “Health Promoting School” artinya “sekolah yg dpt meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya”.  Sekolah memiliki lingkungan kehidupan sekolah yg mencerminkan hidup sehat.  Mendapatkan pelayanan kesehatan yg optimal  Terjamin berlangsungnya proses belajar mengajar dengan baik.  Tercipta kondisi yg mendukung tercapainya kemampuan peserta didik untuk berperilaku hidup sehat
  • 3. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) “Untuk belajar dengan efektif anak-anak memerlukan kesehatan yang baik” Kesehatan adalah: • Faktor penting pada waktu memasuki sekolah; • Ikut menentukan presensi (kehadiran) peserta didik secara terus menerus; dan • Ikut pula menentukan keberhasilan belajar di sekolah.3
  • 4. Pengertian UKS Dalam UU No. 23 psl 45 tentang UKS ditegaskan bahwa “Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas
  • 6. Makna Logo UKS SEGITIGA SAMA SISI Menggambarkan tiga program pokok UKS, yaitu : 1. Pendidikan Kesehatan 2. Pelayanan Kesehatan 3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat. LINGKARAN Menggambarkan bahwa Program UKS dilaksanakan secara terpadu oleh seluruh sektor terkait. TULISAN UKS, YANG DITULIS SECARA VERTIKAL & HORIZONTAL Menggambarkan bahwa UKS dilaksanakan mulai dari TK/RA sampai SLTA/MA, serta dilaksanakan secara berjenjang dari sekolah/ madrasah sampai pusat secara terkoordinasi baik antara sekolah dengan Tim Pembina, Tim Pembina UKS dibawahnya dengan yang diatasnya maupun antar sesama Tim Pembina UKS6 yang sejajar.
  • 7. Pengertian Sekolah Yang dimaksud sekolah adalah : TK, TKLB, RA, SD, SDLB, MI, SMP, SMP LB, MTs, SMA, SMK, SMA LB, MA, MAK Serta Satuan Pendidikan Keagamaan yang sederajat dan setara termasuk Ponpes baik pada jalur pendidikan formal dan Non Formal.
  • 8. Tujuan UKS Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
  • 9. Sasaran UKS Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi: Sasaran primer :  peserta didik Sasaran sekunder :  Guru, pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang. Sasaran Tertier :  Lembaga pendidikan mulai dari tk pra sekolah sampai SLTA, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya.  Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.  Lingkungan, yg meliputi: lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar sekolah9
  • 10. Dasar Penyelenggaraan UKS 1. UU No. 32 Tahun 2004 ttg Pemerintah Daerah (pasal 13 dan 14) 2. SKB 4 Menteri (Mendiknas, Menkes, Menteri Agama dan Mendagri)
  • 11. UNTUK MELAKSANAKAN UKS DIPERLUKAN ORGANISASI PEMBINA DAN PELAKSANA UKS
  • 12. Organisasi Pembinaan Tim Pembina UKS Pusat; Tim Pembina UKS Propinsi; Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota; Tim Pembina UKS Kecamatan; Tim Pelaksana UKS di sekolah.
  • 13. Tim Pembina dan Tim Pelaksana UKS Tim Pembina UKS berkedudukan mulai dari tingkat Pusat sampai Kecamatan Tim Pelaksana UKS berkedudukan di Sekolah dan Madrasah mulai dari TK/RA sampai SMA/SMK/MA
  • 14. Lanjutan Tim Pembina Dan Tim Pelaksana UKS… TIM PEMBINA UKS PUSAT DIKETUAI PARA DIRJEN DARI 4 DEPARTEMEN TERKAIT TIM PEMBINA UKS PROPINSI  Gubernur TP UKS Kab/kota  Bupati/Walikota TP UKS Kecamatan  Camat Tim Pelaksana UKS  Kepala Sekolah/ Kepala Madrasah
  • 15. Bagan Organisasi Tim Pembina UKS Kecamatan Ketua Camat Ketua I Ketua II Ketua III Ketua PKK Kepala Kepala Pengawas Kecamatan cabangDinas Puskesmas Pendais Depag Pendidikan Sekretaris Kecamatan Anggota 1. Unsur Dinas pendidikan 2. Unsur Puskesmas 3. Unsur Pengawas Pendais 4 Unsur PKK 5. Unsur PMI
  • 16. Fungsi Tim Pembina UKS KecamatanSebagai pembina, penanggung jawab danpelaksana program UKS di daerah kerjanyaberdasarkan kebijakan yang ditetapkan TPUKS Kab/Kota.
  • 17. Tugas TP UKS Kecamatan1. Membina dan mengembangkan kegiatan UKS di sekolah/madrasah dan perguruan agama.2. Mengkoordinasikan pelaksanaan program UKS di wilayahnya sesuai dengan pedoman dan petunjuk TP UKS Kab/Kota.3. Mengkoordinasikan rencana pengadaan sarana/prasarana, tenaga, dari instansi pemerintah, atau dari masyarakat untuk menunjang kegiatan UKS.4. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh sekolah dalam melaksanakan program UKS
  • 18. Lanjutan tugas TP UKS Kecamatan….5. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler bagi peserta didik, dengan menggerakkan partisipasi orang tua dan masyarakat.6. Menyusun dan menyampaikan laporan tengah tahunan dan tahunan secara teratur kepada TP UKS Kab/Kota dan laporan insidentil sesuai kebutuhan.7. Memberikan saran/pertimbangan yang perlu kepada Bupati/Walikota dalam pengembangan kegiatan UKS.
  • 19. BAGAIMANA MEMBENTUK TIM PELAKSANA UKS ?
  • 20. Membentuk Tim Pelaksana UKS Kepsek mengundang unsur terkait termasuk lurah/kepala desa untuk pembentukan Tim Pelaksana UKS,dgn struktur organisasi, sbb.  Pembina : Kades/Lurah  Ketua : Kepala sekolah  Sekretaris : Guru Pembina UKS  Anggota :  komite sekolah  guru  Petugas Puskesmas  Unsur siswa (Kader Kesehatan Remaja/KKR/Dokter Kecil/PMR) Kepsek membuat SK dan disampaikan kepada20 Tim Pembina UKS Kecamatan sekaligus lapor.
  • 21. Bagan Organisasi Tim Pelaksana UKS PEMBINA Lurah/Kepala Desa KETUA Kepala Sekolah/Kepala Madrasah Sekretaris I Guru Pembina UKS/Pembina UKS Sekretaris II Ketua Komite Sekolah/Majelis Madrasah Anggota 1.Unsur Komite Sekolah 2Petugas UKS Puskesmas 3Unsur Guru 4Unsur siswa
  • 22. Bagan Struktur Organisasi Sekretariat TP UKS KETUA SEKRETARIAT BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEUANGAN Bidang Bidang Monitoring, Bidang Sarana Bidang Humas Pengembangan Evaluasi & Litbang prasarana, dan Kemitraan Program Ketua: Ketua: Ketua: Ketua: Anggota: Anggota: Anggota: Anggota: 1. 1. 1. 1. 2. 2. 2. 2. 3. dst 3. dst 3.dst 3.dst
  • 23. Bagaimana Sekretariat TP UKS Yang Baik? Memiliki : 1. Papan nama Sekretariat 2. Ruangan tersendiri, tidak bergabung 3. Bagan Struktur Organisasi TP UKS 4. Bagan Struktur Sekretariat TP UKS 5. Papan data Kegiatan UKS 6. Data persekolahan 7. Data Tim Pembina jenjang dibawahnya 8. Peta Pelaksanaan UKS 9. Foto Kegiatan 10. SK TP UKS dan SK TP UKS jenjang dibawahnya 11. SK Sekretariat TP UKS
  • 24. lanjutan bagaimana sekretariat TP UKS yang baik… 12. SK Tim Penilai, SK Pemenang 13. Rencana Kegiatan Tahunan 14. Laporan masing-masing kegiatan 15. Laporan Tahunan 16. Bukti fisik kegiatan , misalnya : - Notulen rapat - Daftar hadir - Undangan - Bukti kunjungan monev/surat tugas - Kelengkapan administrasi (buku surat masuk, surat keluar, buku tamu)
  • 25. Organisasi Tim Pembina dan Tim Pelaksana UKS
  • 26. Contoh Sekretariat
  • 27. Contoh peta pelaksanaan UKS Jml   sekolah siswa dg SK dg guru dg Dr dg  air dg KMS Tim UKS Kecil/ ruang kantin bersih Pelaks terlatih KKR UKS Jml %  TK SD SMP SMA/ SMK Jml
  • 28. Program Pokok UKS 1) Melaksanakan Pendidikan Kesehatan di Sekolah dan madrasah. 2) Menyelenggarakan pelayanan Kesehatan di sekolah dan madrasah, 3) Menciptakan Lingkungan Kehidupan Sekolah dan madrasah yang sehat. (TRIAS UKS)
  • 29. 1. Pendidikan Kesehatan • Melakukan penyuluhan PHBS, gizi, narkoba, KRR terhadap siswa, guru dan orang tua. • Melaksanakan pelatihan UKS bagi TP UKS, guru pembina UKS dan kader kesehatan. • Melaksanakan pendidikan dan kebiasaan hidup bersih melalui program sekolah sehat. • Melaksanakan pembinaan PHBS dengan metode pemeriksaan langsung dan sistem kompetisi.
  • 30. 2. PELAYANAN KESEHATAN * PROMOTIF * PREVENTIF * KURATIF * REHABILITATIF
  • 31. Pelayanan Kesehatan 1. Penjaringan dan pemeriksaan kesehatan berkala serta penyuluhan kesehatan 2. Imunisasi 3. Gizi dan warung sekolah 4. Rujukan medik jika diperlukan (Puskesmas) 5. Penanganan kasus anemi 6. Pengobatan ringan (P3k dan P3P)
  • 32. PELAYANAN KESEHATAN
  • 33. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat, Baik Fisik, Mental, Sosial Maupun Lingkungan 1. Pelaksanaan 7K (Kebersihan, Keindahan, Kenyamanan, Ketertiban, Keamanan, Kerapihan, Kekeluargaan); 2. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan; 3. Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, murid, pegawai sekolah, orang tua murid dan masyarakat sekitar).
  • 34. PEMBINAAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEHAT
  • 35. Sekolah sehat adalah sekolah yang bersih, hijau, indah dan rindang, peserta didiknya sehat dan bugar serta senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat.
  • 36. Sekolah sehat di Indonesia dapat dicapai bila sekolah melaksanakan, program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) melalui tiga program UKS (Trias UKS) yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat, serta Melaksanakan upaya-upaya peningkatan kebugaran jasmani secara baik, melalui program Pendidikan Jasmani.36
  • 37. 10 indikator kunci sekolah sehat 1. Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2/anak . 2. Tingkat kebisingan < 45 db 3. Memiliki lapangan/halaman/aula untuk pendidikan jasmani 4. Memiliki sumber lingkungan sekolah yang bersih, rindang dan nyaman. 5. Memiliki sumber air bersih yang memadai (jarak sumber air bersih dan septic tank minimal 10 m)
  • 38. lanjutan 10 indikator kunci sekolah sehat… 6. Ventilasi kelas yang memadai 7. Pencahayaan kelas yang memadai (terang) 8. Memiliki kantin sekolah yang memenuhi syarat kesehatan 9. Memiliki kamar mandi/WC yang cukup jumlahnya (memenuhi rasio km.wc terhadap siswa laki = 1:40, dan perempuan 1:25) 10. Menerapkan kawasan tanpa rokok.
  • 39. DOKTER KECIL ( DOKCIL )
  • 40. APAKAH DOKCIL ITU ? 1. Salah satu kegiatan UKS 2. Setiap sekolah yang melaksanakan UKS harus mempunyai Dokter Kecil 3. Dokter Kecil adalah Murid kelas 4, 5, dan 6 yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan, lulus mengikuti penataran dan telah dilantik oleh pejabat yang berwenang
  • 41. SYARAT MENJADI DOKCIL 1. Murid kelas 4, 5 dan 6. 2. Berbadan sehat, bersih dan rapi. 3. Prestasi belajar baik. 4. Rajin. 5. Mendapatkan persetujuan tertulis/lisan dari orang tua.
  • 42. KEGIATAN DOKCIL1. Mengawasi kebersihan kelas dan halaman sekolah2. Mengawasi kebersihan warung sekolah3. Menasihati teman yang membuang sampah sembarangan dan mencoret-coret tembok4. Membantu teman yang mendapat kecelakaan ringan (lecet)5. Melakukan pengukuran TB & BB6. Membantu Guru UKS dan Petugas Puskesmas
Rabu, 22 Mei 2013 0 komentar

Peran TIK dalam meningkatkan profesionalisme guru



PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU

Paper ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Statistik Pendidikan dan Komputer






 Dosen : Prof. Dr. Budi Murtiyasa


Disusun oleh:


MARNI

NIM Q100120098





PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013


PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU


I. Pendahuluan
Pengembangan Profesionalisme guru memerlukan suatu penguasaan terhadap tehnologi Informasi dan Komunikasi untuk menunjang kelancaran dalam penyampaian pembelajaran disekolah. Paper ini ditujukan untuk menstimulasi pemikiran tentang cara memanfaatkan tekonologi komunikasi dan informasi dalam pendidikan untuk mendukung upaya mencapai tujuan pendidikan nasional, yang menekankan pengembangan kecerdasan komprehensif peserta didik—kecerdasan kinestetik, emosional, spiritual, intelektual sehingga pendidikan dapat menjalankan fungsi untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa seperti telah diamanatkan dalam Pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Serta sebagai peningkatan keprofesionalan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya agar lancar efektif dan efisien.
Disamping itu permasalahan yang ditimbulkan oleh kemajuan Tehnologi  informasi dan Komunikasi adalah faktor gurunya yang belum begitu menguasai dan mengimplementasikan kedalam pelaksanaan pembelajaran. Guru merupakan motor penggerak didalam pelaksanaan pembelajaran disekolah sedangkan TIK dapat membantu semua tugas guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar didalam kelas maupun diluar kelas. Olehkarena itu penguasaan Tehnologi Informasi dan Komunikasi dalam dunia pendidikan sangat diperlukan sekali sehingga guru bisa mengoperasionalkan dan menguasai TIK sebagai upaya peningkatan profesionalisme guru.
Didalam pemanfaatan TIK tidak mengganggu pembentukan karakter peserta didik, melainkan justru mendukungnya. Mengapa? Karena tidak ada gunanya mendidik anak menjadi sangat pintar tetapi karakternya buruk dan/atau lemah sehingga justru dengan kepinterannya tersebut kelak mereka akan membuat kerusakan atau menimbulkan kerugian, baik bagi diri sendiri, bagi masyarakat, maupun bagi bangsa. Oleh sebab itu, pemanfaatan TIK dalam pendidikan perlu dirancang, direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai dalam rangka mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya seperti diuraikan di atas. Merancang Pemanfaatan TIK untuk Mendukung Pelaksanaan Fungsi dan Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional serta sebagai peningkatan keprofesionalan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya agar lancar efektif dan efisien.
II. Rumusan masalah
Bagaimana peran tik dalam meningkatkan Profesionalisme guru
III. Pembahasan Masalah
A. Teknologi Komunikasi dan Peradaban Manusia
Teknologi komunikasi atau disebut sebagai teknologi kultural (McGaghey, http://worldhistorysite.com) telah berkembang dan mempengaruhi perkembangan peradaban manusia, dimulai dengan teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi sebagai pengembangan guru: Ketika dikenalkan pertama kali ke masyarakat, teknologi baru dengan kapabilitas komunikasi yang jauh lebih tinggi dan sangat berbeda akan mengubah budaya secara besar-besaran dan benar-benar menandai. Dari masa ke masa, perkembangan teknologi komunikasi makin cepat dan makin produktif, yang dapat dilihat dalam ringkasan yang disarikan dari tulisan McGaghey (http://worldhistorysite.com) seperti disajikan di bawah, dengan disertai ulasan tentang butir-butir yang dapat menjadi pelajaran bagi kita. Pengelompokan perkembangan teknologi komunikasi menjadi lima gelombang mengacu pada model McGaghey seperti disajikan di bawah, dengan catatan bahwa ketika gelombang teknologi baru muncul tidak berarti teknologi sebelumnya berhenti berkembang.
1. Teknologi Tulisan Ideografik atau Silabik Gelombang teknologi komunikasi tertua, dimulai dengan penemuan tulisan dari inskripsi komersial Ketika dikembangkan tulisan Jepang berdasarkan model Korea dan Cina. Tulisan ideografik atau silabik ini menggunakan simbol tertulis untuk mengungkapkan seluruh kata – satu kata, satu simbol—terlepas dari isi bunyi. Jika kosakata lisan mengandung 10.000 kata, maka 10.000 simbol harus dipelajari untuk bahasa tulis. Tuntutan belajar yang begitu berat membuat pengetahuan tentang tulisan hanya dikuasai oleh kelompok orang yang sangat terlatih, seperti juru catat di candi-candi.
 Sistem satu simbol untuk satu kata dalam tulisan ideografik sebagai teknologi komunikasi menunjukkan kelugasan dan kekonkretan; masuk akal jika teknologi ini meningkatkan ketajaman persepsi terdekat. Masyarakat yang teknologi komunikasinya tidak pernah melebihi tahap tulisan ideografik cenderung menjadi pencatat profesional, yang diperlukan untuk mengadadikan pengetahuan, bukan untuk bercakap-cakap atau menghibur. Kedisiplinan mencatat ini sangat membantu pengaturan pekerjaan umum pada masa tulisan ideografik menjadi teknologi komunikasi utama. Pelajaran yang dapat diambil adalah bahwa pencatatan cermat, tepat, tanpa makna ganda diperlukan untuk keperluan koordinasi. Praktik menghafal simbol-simbol yang tak terhitung jumlahnya meningkatkan kemampuan memori untuk menyimpan informasi dan kecepatan memanggilnya kembali saat diperlukan. Pelaku budaya ini cenderung kuat memorinya dan tidak menjadi pelupa. Namun demikian, karena harus taat menyimpan simbol-simbol apa adanya dan dalam jumlah yang cukup besar, sangatlah terbatas kesempatan dan kemampuan untuk bergerak bagi pikiran mereka, yang berarti kurang berkembang kreativitasnya. Dengan demikian, teknologi ini tidak mampu mendorong berkembangnya ilmu yang memerlukan kemampuan analisis dan sintesis. Keterbatasan ini teratasi dalam perkembangan teknologi berikutnya.
2. Teknologi Tulisan Alfabetik
Teknologi tulisan alfabetik dimulai dengan kemunculan tulisan alfabetik pertama, Semitik Utara, di Palestina pada Milenium ke-2 S.M., yang diduga dikembangkan dari tulisan demotik Mesir. Temuan ini diikuti oleh 20 temuan atau peristiwa pada abad ke-9 Masehi  Huruf-huruf diatur mengikuti urutan bunyi dalam kata lisan untuk membentuk kata tertulis. Untuk kasus bahasa Inggris, ada 26 huruf yang mewakili berbagai bunyi moda lisan, meskipun tidak ada konsistensi bahwa satu bunyi diwakili oleh satu huruf atau perpaduan huruf tertentu. Seseorang harus mempelajari hanya 26 huruf tersebut untuk belajar menulis. Jumlah huruf yang berkurang mempermudah belajar menulis. Artinya, lebih banyak orang dapat membaca dan menulis. Maka muncullah publik pembaca.
 Tulisan alfabetik banyak digunakan pada zaman Raja Daud sekitar 1000 S.M.,kemudian dilengkapi dengan huruf vokal oleh bangsa Yunani.  Keaksaraan yang meningkat di Yunani dan tempat-tempat lainnya manimbulkan rasa ingin tahu tentang hakikat kata. Kata yang ditorehkan pada medium padat seperti papirus atau batu tampaknya memiliki eksistensi yang mudah dirasakan atau ditangkap. Para filosof bertanya: benda apa ini? (Plato menjawab: bentuk). Teknologi komunikasi ini mendukung terbentuknya masyarakat beradab setelah kebangkitan filosofis dan spiritual pada abad ke-6 dan ke-5
Dibandingkan teknologi sebelumnya, teknologi tulisan alfabetik ini menghemat energi otak untuk menghafal dan menghemat tempat dalam memori serta mendorong pemikiran abstrak yang semuanya pada gilirannya mendorong kreativitas pikiran. Manfaat terbesar dari teknologi ini adalah kemampuannya untuk mendorong perubahan budaya lisan menjadi budaya tulis, yang berarti peningkatan tingkat keaksaraan umum di masyarakat. Keaksaraan umum ini pada gilirannya mendorong tumbuhnya kemelitan (keingitahuan). Maka lahirlah publik yang melek aksara dan haus pengetahuan. Akses terhadap informasi yang terkandung dalam bahasa tulis berarti hilangnya keistimewaan yang pernah dinikmati oleh kelompok pencatat pada masa teknologi sebelumnya, yang menyiratkan permulaan proses demokrasi. Selain itu, sistem alfabet mendorong pemikiran analitis karena untuk mengubah bahasa lisan menjadi bahasa tulis, seseorang harus mengenali bunyi yang berurutan, mengasosiasikannya dengan huruf, dan menggabungkannya kembali menjadi kata. argument.”
maka masuk akal bahwa masa teknologi tulisan alfabetik ini melahirkan pemikirpemikir besar dan memungkinkan berkembangnya sains abstrak, logika formal, geometri aksiomatirk, filosofi rasional, dan seni representasional, yang menjadi unsur peradaban Eropa. (McGaghey, mengutip Robert Logan, penulis The Alphabet Impact.) Namun perlu dicatat bahwa akibat dari berkembangnya kemampun berpikir.
3. Teknologi Cetak (Cetak, Ketik, Fotokopi)
Teknologi cetak, yang mencakup cetak, ketik, dan fotokopi ini dimulai dengan penemuan kertas di Cina ketika dipasarkan mesin fotokopi berwarna. Teknologi ini meningkatkan efisiensi dalam memperbanyak naskah tertulis. Piringan yang mengandung deretan huruf “menulis” seluruh halaman teks dalam cetakan bertinta tunggal. Efisiensi yang meningkat menghasilkan peningkatan volume pustaka cetak. Dalam hal ini, budaya cermat berkembang karena tuntutan untuk memproduksi teks bebas kesalahan di mana harus dilakukan pengecekan ganda teks yang akan diproduksi, tidak hanya sekali, tetapi mungkin berulang kali. Di samping itu, dapat pula dibakukan ejaan dan jenis huruf. Kemampuan teknologi cetak untuk mereproduksi teks berulang kali dengan hasil yang persis sama dengan mudah dapat menjamin bahwa kata-kata pengarangnya benar-benar ditransfer ke pembaca. Pencetakan juga membantu penyebaran pengetahuan. Jurnal ilmiah dapat menyajikan argumen yang diungkapkan secara cermat kepada pembaca yang berminat. Kemampuan pewarta atau suratkabar untuk menarik pembaca masal dapat ditangkap oleh pengiklan. Saat inilah perdagangan menemukan jalan untuk memasarkan dagangannya melalui pustaka tertulis . Sastra dan seni humanis dan juga sains empiris. Teknologi cetak telah menciptakan ruang untuk jenis baru pengalaman publik, termasuk wacana publik.

4. Teknologi rekaman dan siaran elektronik
Teknologi ini mencakup fotografi, telegraf listrik, tilpon, fonograf dan perekam pita, gambar hidup dan perekam video, radio, TV. Tehnologi ini dimulai dengan deskripsi tentang obskura kamera dalam buku oleh Giovanni Battista della Porta, ketika stasiun televisi STAR mulai operasi di Asia. Teknologi komunikasi elektronik ini mencakup beberapa peralatan yang ditemukan pada abad ke-19 dan ke-20 M, yang memungkinkan perekaman kata dan citra yang memuaskan indera. Fotografi adalah temuan perdana teknologi jenis ini, yang kemudian diikuti oleh telegraf, telepon, fonograf, mesin gambar-bergerak, radio, dan televisi. Produk komersial yang diiklankan di radio atau televisi menjadi nama merek yangcepat laku. Maka jaringan televisi sebagai media berita dan hiburan menjadi institusi dominan yang dihasilkan oleh Peradaban IV. Kemudian jaringan ini disusuldengan jaringan internet.
5.  Teknologi Kalkulator dan Komunikasi Komputer teknologi komunikasi komputer ini dimulai dengan karya rintisan cara pengalian dan pembagian dengan menggunakan tambang atau tulang oleh John Napier pada tahun 1617 M. dan ketika Youtube diluncurkan dan setahun kemudian dijual kepada Google dengan harga US$1,65 milyar. Meski sangat muda, peradaban ini tampak telah berkembang dengan pesat, terutama dengan diciptakannya laman-laman internet yang mampu menyimpan berbagai macam informasi, baik cetak dan gambar bergerak serta suaranya sekaligus, dan dapat diakses secara instan dari manapun pengakses berada. Kemampuan internet yang demikian inilah makin membuat dunia ini benar-benar terasa seperti “kampung” maya, di mana para penduduknya sangat dekat. Tentu saja semua ini mempercepat penyebaran informasi tanpa batas, baik informasi faktual, konseptual, maupun prosedural, dalam kemasan artikel, jurnal, buku atau kemasan lain dengan diiringi gambar dan suara yang sesuai dengan segala kreativitas artistiknya.
B. Pemanfaatan TIK
Kemajuan TIK sangat membatu bagi peningkatan profesionalisme guru, namun ada juga beberapa hal yang perlu diwaspadai. Pertama, informasi yang tersaji di laman-laman internet bermacammacam komunikasi elektronik, budaya TIK telah menunjukkan kekuatannya. Internet memang sudah ada sejak 1969, tetapi dampaknya menjadi luar biasa setelah ditemukannya World Wide Web pada tahun 1989 oleh Tim Berners-Lee dan diimplementasikan tahun 1991 (http://en.wikipedia.org/wiki/Information_Age).
internet menjadi sumber informasi bagi semua orang yang menginginkannya. Dengan tekologi mutakhir ini, telah pula berkembang pembelajaran berbasis komputer dan berbasis TIK, yang membantu upaya memotivasi guru dalam memilih bahan ajar pada proses belajar mengajar juga membantu para  pelajar melalui kemasan informasi yang memikat, lengkap dengan gambar berwarna dan bergerak, baik gambar nyata maupun animasi. Model pembelajaran ini tentu selaras dengan lingkungan ber-TIK di luar sekolah sehingga memotivasi pelajar untuk belajar. Kita juga bisa menyaksikan bahwa di Indonesia Peradaban V ini diwarnai dengan penggunaan hand-phone yang sangat luar biasa luas, menjangkau semua kelompok umur. Komunikasi antar manusia sangat lancar tanpa kendala ruang dan waktu, benar-benar instan. Kapasitas memori mesin HP yang makin besar mampu memuat data yang besar pula, termasuk pertunjukan musik dan gambar hidup bersama suaranya. Pelajaran sebagian besar dilaksanakan dengan ICT, peserta didik akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan interaktif dan komunikasi tatap muka dan belajr memecahkan masalah dan bersosialisasi. Semua ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan kita, yang menjadi sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Singkatnya, teknologi dalam tidak dapat mengambil alih peran guru.
TIK untuk Memfasilitasi Pendidikan dalam Menjalankan Fungsi dan Mencapai Tujuannya Seperti telah disebut dalam pengantar, pendidikan tidak terjadi dalam ruang hampa, melainkan dalam dunia nyata. Oleh sebab itu Dalam memanfaatkan TIK untuk tujuan pendidikan diperlukan kesadaran akan ciriciri abad ke-21 ini, yang akan membantu dalam penentuan langkah kependidikan yang tepat, termasuk dalam merancang pemanfaatan TIK. Di sini peran guru sangat penting dimana guru melakukan pendekatan konstruktif yaitu peserta didik di tempatkan pada posisi yang memiliki kemampuan belajar, sehingga peran guru adalah sebagai pelatih, pemandu, dan pendorong di sat di perlukan oleh peserta didik.
C. Peningkatan profesionalisme guru
Dalam melaksanakan tugas sebagai guru harus memiliki beberapa kompetensi guru professional, yaitu:
1)      Memahami materi dan keterampilan di bidangnya
2)      Memahami perkembangan peserta didik dan proses belajar
3)      Memahami pembuatan rencana pembelajaran
4)      Dapat memilih dan menggunakan strategi pembelajaran
5)      Memahami kebutuhan lingkungan belajar dan pengelolaan kelas
6)      Memahami strategi komunikasi
7)      Memahami strategi penilaian atau evaluasi
8)      Memahami penggunaan strategi motivasi
9)      Memahami strategi pemecahan masalah atau pengaambilan keputusan
10)  Memahami hubungan rumah, sekolah, masyarakat
11)  Dapat menggunakan teknologi
12)  Memahami strategi multibudaya
13)  Memiliki keterampilan hubungan manusiawi
Guru professional meyakini bahwa hidup adalah belajar terus-menerus menuju kesempurnaan.  Belajar bukan hanya bentuk resmi di ruang kelas, tetapi memiliki makna yang luas. Dimanapun, kapanpun, bersama siapapun belajar tidak di batasi( Long live education)    Keprofesionalan merupakan sesuatu yang dinamis sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lingkungannya. Standar professional diperoleh melalui tahapan yang panjang.  Kegiatan pembentukan karakter perlu dilakukan di sekolah, rumah, dan masyarakat dengan menjaga keselarasannya untuk menjamin ekeftivitasnya. Pembiasaan kerja hati, otak, dan raga yang dilandasi nilainilai universal dalam kehidupan keseharian menjadi strategi utama dalam pembentukan karakter, disertai keteladanan dari semua komunitas pendidikan secara efektif situasi sulit, tidak enak/tidak nyaman, atau berbahaya Untuk mencapai keberhasilan membentuk karakter, diperlukan kerja keras dan komitmen yang konsisten.
Guru harus bisa mengembangkan seluruh potensi peserta didik baik potensi kinestetik, potensi emosional, potensi estetik, potensi intelektual, dan potensi spiritual keagamaan sehingga tumbuh kembang menjadi menusia Indonesia seutuhnya . Jika tujuan ini sepenuhnya tercapai, maka watak atau karakter idaman peserta didik akan terbentuk sehingga terwujud dalam kiprahnya seperti tersebut di atas dan dengan demikian maka akan terwujudlah kehidupan bangsa yang cerdas, sebagai salah satu tujuan pendirian negara RI tercinta ini.  Begitu pentingnya karakter sehingga perlu benar-benar dijaga agar pemanfaatan TIK tidak mengganggu pembentukan karakter peserta didik, melainkan justru mendukungnya. Mengapa? Karena tidak ada gunanya mendidik anak menjadi sangat pintar tetapi karakternya buruk dan/atau lemah sehingga justru dengan kepinterannya tersebut kelak mereka akan membuat kerusakan atau menimbulkan kerugian, baik bagi diri sendiri, bagi masyarakat, maupun bagi bangsa. Oleh sebab itu, pemanfaatan TIK dalam pendidikan perlu dirancang, direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai dalam rangka mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya seperti diuraikan di atas.
D. Peran TIK dalam meningkatkan  profesionalisme guru
TIK dalam pendidikan hendaknya mempertimbangkan karaktersitik peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam keseluruhan pembuatan keputusan TIK. TIK hendaknya dirancang untuk memperkuat minat dan motivasi pengguna untuk menggunakannya semata guna meningkatkan dirinya, baik dari segi intelektual, spiritual (rohani), sosial, maupun ragawi. TIK hendaknya menumbuhkan kesadaran dan keyakinan akan pentingnya kegiatan berinteraksi langsung dengan manusia (tatap muka), dengan lingkungan sosial-budaya (pertemua, museum, tempat-tempat bersejarah), dan lingkungan alam (penjelajahan) agar tetap mampu memelihara nilai-nilai sosial dan humaniora (seni dan budaya), dan kecintaan terhadap alam sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
TIK hendaknya menjaga bahwa kelompok sasaran tetap dapat mengapresiasi teknologi komunikasi yang sederhana dan kegiatan-kegiatan pembelajaran tanpa TIK karena tuntutan penguasaan kompetensi terkait dalam rangka mengembangkan seluruh potensi siswa secara seimbang. TIK hendaknya mendorong pengguna untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif sehingga tidak hanya puas menjadi konsumen informasi berbasis TIK. Jika guru dapat melaksanakan pemanfaatan TIK tersebut dapat diterapkan bersama prinsip-prinsip di atas, niscaya dampak positif akan dapat diperoleh secara optimal dan dampak negatifnya akan terkendali sampai titik minimal.
Guru sebagai sumber daya pendukung. Pemanfaatan TIK memerlukan dukungan tenaga manusia, perangkat lunak, dan perangkat keras (peralatan), serta biaya. Tenaga manusia mencakup guru dan teknisi TIK bersama kompetensinya, perangkat lunak merujuk pada program TIK yang telah dirancang sesuai tujuan yang akan dicapai dengan TIK terkait, perangkat keras merujuk pada peralatan TIK bersama dengan tempat yang kuat dan aman untuk meletakkan dan menyimpan TIK, sedangkan biaya mencakup biaya untuk pemeliharaan peralatan, peremajaan peralatan, dan pengembangan program serta pemberdayaan tenaga manusianya.
Menurut Jumali, dkk (2004: 39) dalam arti sederhana pendidik adalah semua orang yang dapat membantu perkembangan kepribadian seseorang dan mengarahkannya pada tujuan pendidikan. Tugas dari pendidik adalah membimbing, mengajar dan melatih peserta didik.
Guru yang profesional mampu mengembangkan semua sarana prasarana yang digunakan dalm pembelajaran. Selalu dapat meningkatkan dan menciptakan sebuah inovasi dalam pembelajaran agar tidak membosankan diantaranya dengan penggunaan TIK yang dikuasai sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. Profesionalisme yang berarti suatu pekerjaan atau pencaharian  yang mempunyai keahlian.  Secara harfiah dapat diartikan dengan suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian dan ketrampilan tertentu, dimana keahlian dan ketrampilan tersebut didapat dari suatu pendidikan atau pelatihan khusus. 

IV.  Kesimpulan
Guru memegang peran kunci dalam pembelajaran dan dengan demikian dalam pemanfaatan TIK untuk tujuan kependidikan. Agar dapat memetik manfaat optimal dati TIK untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, para guru perlu menguasasi sederet kompetensi memadai untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran berbantuan atau berbasis TIK. Dalam hal ini, dapat dipertimbangkan  kompetensi guru untuk era TIK  seperti disajikan di bawah:
1. Pemahaman tentang asumsi pedagogis yang melandasi penggunaan TIK, misalnya bias gender dan etnik, relevansi pendidikan, dampak sosial, kecocokannya dengan lingkungan kelas, dengan pembelajaran kooperatif dan dengan interaksi sejawat;
2. Pertimbangan tentang persoalan akses yang tepat ke informasi, dan verifikasi sumber informasi   termasuk Internet;
3. Pemahaman tentang TIK dan potensinya untuk meningkatkan belajar siswa;
4. Peningkatan kesadaran akan sederet aplikasi dan teknologi adaptif yang tersedia untuk mendukung   siswa berkebutuhan khusus;
5. Evaluasi terhadap materi belaajr berbasis TIK dan perangkat lunak untuk tujuan pendidikan;
6. Penggunaan efektif aplikasi TIK untuk mendukung hasil, isi, dan proses silabus tertentu,
7. Peningkatan keterampilan untuk merancang serangkaian tugas penilaian berbasis TIK yang menggunakan kriteria pensekoran yang jelas terkait dengan hasil silabus
8. Pemahaman tentang persyaratan bahwa mereka dan siswanya menggunakan informasi elektronik secara tepat, termasuk yang terkait dengan plagiarisme, hak cipta, pensensoran, dan privasi;
9. Kapasitas mantap untuk menggunakan perangkat lunak untuk menyusun teks,  menciptakan presentasi, mengadakan sekuen suara digital dan visual, menyiumpan dan meretriv informasi digital untuk pembelajran kelas dan online;
10. Kapasitas nyata untuk mengevaluasi secara kritis, meretris, memanipulasi, dan mengelola informasi dari sumber-sumber seperti Internet, CD-ROMS, DVDROMS, dan program komersial lainnya;
V.  Penutup
Peran guru dalam  menggunakan perangkat lunak yang tepat untuk membuat profil siswa dan pelaporan, persiapan pelajaran dan administrasi sekolah. Perangkat kompetensi guru tersebut di atas dapat menjadi salah satu acuan untuk merancang pelatihan guru dalam jabatan agar mereka mampu memanfaatkan TIK untuk pembelajaran yang diampunya. Penguasaan perangkat kompetensi guru di atas, akan membantu mereka dalam menjalankan delapan peran guru abad ke-21.  Dalam pemanfaatan Tehnologi Informasi dan Komunikasi  perlu diberi perhatian khusus, baik untuk guru, kepala sekolah, dan pengelola pendidikan lainnya. Mengenai kepemimpinan menuju perubahan, dan peningkatan guru sebagai sarana dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran. Penggunaan perangkat lunak secara berhasil yang mendukung jejaring dan komunikasi sosial, termasuk email, forums, chat and list services;
Peran Tehnologi Informasi dan Komunikasi dalam meningkatkan  profesionalisme guru pada dunia pendidikan saat ini betul-betul sebagai tuntutan jaman dimulai dari Perkembangan teknologi komunikasi dari yang sangat sederhana sampai yang tercanggih (TIK-internet) dengan dampak makin besar dalam mengubah kehidupan manusia. Pertama, literasi teknologi telah memfasilitasi penambahan dan pendalaman pengetahuan, yang pada gilirannya memfasilitasi penciptaan pengetahuan, yang selanjutnya lagi dapat mendorong terciptanya  komunikasi baru. Kedua, teknologi memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan ragam kehidupan manusia bersama kenikmatan yang ditimbulkannya, tetapi pada waktu yang sama budaya yang serba mudah dan instan cenderung mengikis nilai-nilai luhur kehidupan. Ketiga, dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk memanfaatkan potensial TIK secara optimal sambil menyedikitkan dampak negatifnya. Untuk inilah, akhirnya, dunia pendidikan memerlukan guru-guru yang profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan diantaranya dengan pemanfatan TIK.




















Daftar Pustaka:
Darmiyati Zuchdi dkk.(2009). Pendidikan Karakter: Grand Design dan Nilai-nilai Target.
Yogyakarta: UNY Press.
Delors, J. (1997). Learning: the Treasure Within. Paris: UNESCO.
McGaughey, William. A moment of change in our civilization http://worldhistorysite.
com/criticalchange.html
Jumali, M, dkk. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta: UMS Press
Ratna Megawangi (2010). Strategi dan Implementasi Pendidikan Karakter 
Sabtu, 04 Mei 2013 0 komentar

kegiatan pelatihan di SD



GUGUS VIII PANGERAN DIPONEGORO
UPTD DIKPORA KECAMATAN LAWEYAN
Sekretarian:  SD NEGERI JAJAR I SURAKARTA
 



PELATIHAN DOKTER KECIL
TAHUN PELAJARAN 2012/2013




PEMKOT
 















GUGUS VIII PANGERAN DIPONEGORO
UPTD DIKPORAN KECAMATAN LAWEYAN
KOTA SURAKARTA
2013


GUGUS VIII PANGERAN DIPONEGORO
UPTD DIKPORA KECAMATAN LAWEYAN
Sekretarian:  SD NEGERI JAJAR I SURAKARTA
 


PROPOSAL
PELATIHAN  DOKTER KECIL TAHUN 2013

I.      DASAR
1.1.             SKB 4 (empat) Menteri antara mendiknas, menkes, menag, mendagri. Nomor:1/U/SKB; Nomor:1067/Menkes/SKB/VII/2003; Nomor; MA/230/a/2003; Nomor:26 Tahun 2003. Tanggal 23 Juli 2003 tentang pemabinaan dan pengembangan UKS
1.2.Program Kerja BK-UKS Kecamatan Laweyan Kota Surakarta
1.3.             Hasil Koordinasi antara Pengurus BK-UKS dengan kepala Kepala Puskesmas: Pajang, Penumping, Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.
1.4.             Hasil Koordinasi antara Kepala Sekolah beserta Pengawas TK/SD/SDLB UPTD Dikpora Kecamatan Laweyan, Kepala Puskesmas Pajang, Penumping, dan Purwosari coordinator Gugus SD.
1.5.             Hasil Rapat Koordinasi antara Ka. UPTD Dikpora Kec. Laweyan, Para Pengawas TK/SD/SDLB UPTD Dikpora, Pembina dan pengurus BK UKS Kec. Laweyan Serta Ketua Gugus I-IX.
1.6.             Hasil rapat koordinasi K3S dan Guru UKS Gugus VIII pada hari Jumat tanggal 13 Januari 2013
II.      TUJUAN
2.1.              Menyiapkan Kader Dokter Kecil Lingkungan Sekolah
2.2.              Untuk meningkatkan dan mengembangkan UKS di lingkungan Sekolah
2.3.              Menyiapkan juara dokter kecil tingkat binaan Puskesmas guna mengikuti lomba dokter kecil tingkat kota Surakarta.
III.      SASARAN
Dokter kecil perwakilan sekolah
IV.      PELAKSANAAN
Pelatihan Dokter Kecil
Hari/tanggal             : Kamis, 19 Januari 2013
Waktu                       : 07.00-12.00
Tempat                     : SDIT NUR HIDAYAH
V.      MATERI
PHBS, UKS, P3K, P3P, dll


VI.      JADWAL
1.      Jam 07.00 -  07.15         : Daftar ulang                                         ( panitia )
2.      Jam 07.15 -  07.30         : Upacara  Pembukaan                           (Panitia )
3.      Jam 07.30 – 08.00          : Kesh Gigi dan Materi Doktear Kecil  ( Supriyadi,S.Pd )
4.      Jam 08.00 – 08.30          : Materi Keb Diri dan lingkungan        ( Bagus Ponco S.pd )
5.      Jam 08.30 – 09.00          : PPPK                                                  ( Sunarto S.Pd )
6.      Jam 09.00 – 09.15          : Istirahat                                            
7.      Jam 09.15 – 09.45          : PHBS                                                  ( Dwi Agus Daryanto S.Pd )
8.      Jam 09.45 – 10.15          : Gisi dan Kiat kita hidup sehat            ( Sri Riyanti s.Pd )
9.      Jam 10.15 – 10.45          : Pemb Peny Menular dan Imunisas  i  ( Dian Mustika Rini,A.Mk )
10.  Jam 10.45 – 11.00          : Istirahat                                            
11.  Jam 11.00 -  11.30         : Toga                                                     ( Satinem,S.Pd )
12.  Jam 11.30 – 12.00          : Evaluasi                                              ( Giyanto S.Pd, Pris Haryadi S.Pd )
13.  Jam 12.00 – 12.30          : Penutupan                                           ( Panitia )
VII.      PENDAFTARAN
 Sesuai kesepakatan peserta sudah ditentukan berdasarkan rapat gugus, sedangkan penyerahan biodata ke SDN Jajar I No.73 Selasa tanggal 17 Januari 2013
VIII.      KEPANITIAAN
Penanggung Jawab              : Drs. YULIANTO, M,Pd                      (Pengawas Gugus VIII)
Ketua                                    : Gitono, S.Pd.                                      (Ketua Gugus VIII)
Sekretaris                             : Marni, S.Pd.                                        (KS. SDN Jajar 1 )               
Bendahara                           : Ali Mukhtar, S.Pd                              (KS. SDN Purwosari Kulon)
Pelatih/Penatar                    :1.  Supriyadi,S.Pd                               ( SDN Dukuhan Kerten )         
2.   Sri  Riyanti,S.Pd                             ( SDN Jajar I )
3.   Giyanto,S.Pd                                  ( SDN Kerten II )
4.   Satinem,S.Pd                                 ( SDN Dukuhan  Kerten )
5.   Sunarto, S.Pd                                 ( SD IT Nurhidayah )
6.   Dwi Agus Daryanto,S.Pd               ( SD IT Nurhidayah )
7.   Dian Mustika Rini,A.Mk                ( SD IT Nurhidayah )
8.   Bagus Ponco,S.Pd                          ( SDN Purwosari kulon )
9.   Pris Haryadi,S.Pd                           ( SDN Wonosari )
Pembantu Umum                 : Marni, S.Pd.                                      (KS. SDN Jajar I No.73)
                                               Waluyo, S.Pd                                     ( KS. SDN Wonosari )
Tempat dan Perlengkapan  : Ari Puspitowati,S.Pd                          ( KS. SD IT Nurhidayah )                                          




IX.       PESERTA DAN BIAYA

Estimasi Pemasukan:
Tiap sekolah mengirimkan anak sesuai rapat gugus yang sudah menghasilkan  kesepakatan yaitu jumlah peserta 60 siswa yang terdiri dari :
1. SDN Dukuhan kerten                    20  siswa
2. SDN Jajar I no 73                           6  siswa
3. SDN Purwosari Kulon                     2  siswa
4. SDN Kerten II                                  5 Siswa
5. SDN Wonosari                                7 Siswa
6 SD IT Nurhidayah                          20 Siswa
                                             Jml       60 Siswa
                      
60 Siswa x Rp 38.000 =        Rp. 2.280.000

Penggunaan:
1.      Konsumsi anak 60 anak x 6000                        Rp.     360.000
2.      Snack Panitia / penatar dan tamu 30 x 6000    Rp.     180.000
3.      Konsumsi panitia, penatar 30 x Rp.10.000        Rp.     300.000
4.      FC Soal, data anak                                             Rp.     105.000
5.      Piagam dan buku                                               Rp.     300.000
6.      Adm  pelaporan dan Alat peraga                      Rp.     160.000
7.      Honor panitia dan penatar                                Rp.     625.000
8.      Dokumentasi                                                      Rp.     100.000
9.      Dekorasi                                                             Rp.     100.000
10.  Kebersihan lokasi pelatihan                               Rp.       50.000
Jumlah Keluar             Rp. 2.280.000
Saldo                           Rp.                 0



X.      LAIN – LAIN
Proposal ini sekaligus berlaku sebagai UNDANGAN.
Hal – hal yang belum tercantum akan disampaikan kemudian hari.


                  Surakarta,13 Januari 2013
Ketua                                                                                                     Sekretaris



     Gitono, S.Pd.                                                                                    Marni, S.Pd   
NIP.19640206 198806 1 003                                                          NIP.19631215 198703 1 019


                              Mengetahui,

Kepala UPTDinas Dikpora                                                                Pengawas TK/SD Gugus VIII                                                       
   Kec Laweyan                                                                                    UPTD Dikpora Laweyan



  Drs.B.Paryono,SH,MH                                                                     Drs.Yulianto,M.Pd
Nip:19620201 198201 1 005                                                               NIP: 19610708 198201 1 010
        





LAPORAN
PELAKSANAAN  PELATIHAN DOKTER KECIL
GUGUS VIII UPTD DIKPORA
KECAMATAN LAWEYAN
Assalamualaikum wr wb
Yang kami hormati :
                                 Bp Kepala UPTDinas Dikpora Kec Laweyan
                                 Bp Pengawas TK/SD GUGUS VIII UPTD Dipora  kec Laweyan
                                 Bpk/Ib tamu undangan
                                 Dan anak- anak peserta pelatihan
Atas nama panitia kami mengucapkan selamat datang dan perkenankan kami menyampaikan laporan tentang pelaksanaan pelatihan Dokter kecil th 2012/2013.

I  Dasar penyelenggaraan
1.7.          SKB 4 (empat) Menteri antara mendiknas, menkes, menag, mendagri. Nomor:1/U/SKB; Nomor:1067/Menkes/SKB/VII/2003; Nomor; MA/230/a/2003; Nomor:26 Tahun 2003. Tanggal 23 Juli 2003 tentang pemabinaan dan pengembangan UKS
1.8. Program Kerja BK-UKS Kecamatan Laweyan Kota Surakarta
1.9.             Hasil Koordinasi antara Pengurus BK-UKS dengan kepala Kepala Puskesmas: Pajang, Penumping, Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.
1.10.         Hasil Koordinasi antara Kepala Sekolah beserta Pengawas TK/SD/SDLB UPTD Dikpora Kecamatan Laweyan, Kepala Puskesmas Pajang, Penumping, dan Purwosari coordinator Gugus SD.
1.11.         Hasil Rapat Koordinasi antara Ka. UPTD Dikpora Kec. Laweyan, Para Pengawas TK/SD/SDLB UPTD Dikpora, Pembina dan pengurus BK UKS Kec. Laweyan Serta Ketua Gugus I-IX.
1.12.         Hasil rapat koordinasi K3S dan Guru UKS Gugus VIII pada hari Jumat tanggal 13 Januari 2011
II Tujuan Pelatihan
2.4.              Menyiapkan Kader Dokter Kecil Lingkungan Sekolah
2.5.              Untuk meningkatkan dan mengembangkan UKS di lingkungan Sekolah
2.6.              Menyiapkan juara dokter kecil tingkat binaan Puskesmas guna mengikuti lomba dokter kecil tingkat kota Surakarta.
III Waktu dan tempat
Pelatihan dilaksanaan 1 hari yaitu Hari Kamis Tgl 19 Januari 2013.
Bertempat di SD IT Nurhidayah

IV Peserta
Peserta semua Sekolah Dasar Negeri dan Swasta se Gugus VIII masing-masing mengirim  anak,sesuai jumlah prosentasi yang telah di tentukan . Jumlah total peserta pelatihan sebanyak 60 anak.

V Biaya
Biaya di tanggung bersama oleh SD se Gugus VIII sesuai jumlah peserta tiap SD

Demikian laporan singkat kami, diharapkan semua peserta dapat mengikuti pelatihan ini dari awal sampai akhir.Atas nama Panitia kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu terselenggaranya pelatihan ini. Ada kurangnya kami mohon maaf.
Selanjutnya kami mohon kepada Bapak................................... Dinas Dikpora kec Laweyan  untuk membuka pelatihan ini
Wassallamualaikum wr wb



 
;